Raa Pramuja - JAKARTA -- Bagi Lisa Suhay, Ramadhan tahun ini adalah pengalaman pertamanya berpuasa. Puasa bagi umat Islam adalah kewajiban. Di Virginia, waktu berbuka puasa sekitar pukul 20.15 waktu setempat. Ini berarti selama 16 jam tidak ada makanan atau air untuk dikonsumsi. Bangun sahur sekitar pukul 03.00.
Kita harus menghentikan semua makanan dan minuman, termasuk air mineral saat mendengar azan Subuh atau terbit fajar pukul 04. 00 waktu setempat hingga senja atau matahari tenggelam,"katanya menjelaskan.
Ada banyak kesan membahagiakan yang ditangkap penulis buku anak-anak dan pendiri Norfol Initiative for Chess Excellenceini dari berpuasa Ramadhan.
Salah satunya, Ramadhan mengajarkan kebersamaan. Setiap malam, tepat sebelum berbuka, masjid tempatnya beribadah selalu dipenuhi ratusan orang India, Pakistan, dan Timur Tengah. Masjid tersebut menyediakan meja untuk berbuka.
Setiap orang disediakan sebotol air mineral, secangkir jus, semangkuk kurma, dan sepotong semangka. Saat imam meng umandangkan azan, semua yang hadir meng ucapkan syukur. Setelah berbuka, jamaah di masjid shalat Maghrib. Baru ke mudian semua orang duduk untuk makan bersama masakan khas Timur Tengah atau India.
"Saya melihat, ketika makan bersama di masjid, penuh warna, mereka memakai tunik, jilbab, dan kaftan berlalu-lalang di sekitar, saya pun berusaha tidak rakus memakan makanan setelah kelaparan dan haus seharian," ucap dia.
Anak-anak bermain dan tertawa bersama sambil bercerita panasnya Virginia ketika [ di siang hari sama seperti ketika dekat dengan tetangga yang sedang memanggang barbeque.
Ramadhan bagi Suhay juga menekankan pesan spiritualitas. Selama Ra madhan menunjukkan bahwa umat Is lam terlalu lelah dan otak tak sang gup lagi berpikir karena kela paran se la ma seharian memi kir kan penggu ling an apa pun selain meng hilangkan ke miskinan, tunawisma, dan kejahatan.
Suhay mengatakan, siapa saja yang melakukan hal buruk selama Ramadhan dan menyebut diri mereka Muslim adalah pembohong. Umat Islam selalu berdoa agar mereka berhenti melakukan tindakan buruk.
Sumber : ROL
Ilustrasi |
Ada banyak kesan membahagiakan yang ditangkap penulis buku anak-anak dan pendiri Norfol Initiative for Chess Excellenceini dari berpuasa Ramadhan.
Salah satunya, Ramadhan mengajarkan kebersamaan. Setiap malam, tepat sebelum berbuka, masjid tempatnya beribadah selalu dipenuhi ratusan orang India, Pakistan, dan Timur Tengah. Masjid tersebut menyediakan meja untuk berbuka.
Setiap orang disediakan sebotol air mineral, secangkir jus, semangkuk kurma, dan sepotong semangka. Saat imam meng umandangkan azan, semua yang hadir meng ucapkan syukur. Setelah berbuka, jamaah di masjid shalat Maghrib. Baru ke mudian semua orang duduk untuk makan bersama masakan khas Timur Tengah atau India.
"Saya melihat, ketika makan bersama di masjid, penuh warna, mereka memakai tunik, jilbab, dan kaftan berlalu-lalang di sekitar, saya pun berusaha tidak rakus memakan makanan setelah kelaparan dan haus seharian," ucap dia.
Anak-anak bermain dan tertawa bersama sambil bercerita panasnya Virginia ketika [ di siang hari sama seperti ketika dekat dengan tetangga yang sedang memanggang barbeque.
Ramadhan bagi Suhay juga menekankan pesan spiritualitas. Selama Ra madhan menunjukkan bahwa umat Is lam terlalu lelah dan otak tak sang gup lagi berpikir karena kela paran se la ma seharian memi kir kan penggu ling an apa pun selain meng hilangkan ke miskinan, tunawisma, dan kejahatan.
Suhay mengatakan, siapa saja yang melakukan hal buruk selama Ramadhan dan menyebut diri mereka Muslim adalah pembohong. Umat Islam selalu berdoa agar mereka berhenti melakukan tindakan buruk.
Sumber : ROL